
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani sudah memberikan prediksi ekonomi RI tahun 2020. Menurutnya ekonomi Indonesia akan berada pada titik minus 1,1 persen hingga 0,2 persen. Prediksi tersebut muncul seiring dengan dirilisnya data pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II 2020 yang berada di titik minus 5,32 persen. Selama pandemi Corona, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami revisi dari Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PKEM PPKF).
Prediksi Ekonomi RI 2020
Awalnya, ekonomi Indonsia pada tahun 2020 ini diproyeksikan akan berada di zona minus 0,4 persen hingga 2,3 persen. Akan tetapi, setelah muncul data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020, proyeksi tersbut bergeser ke zona minus 1,1 persen hingga 0,2 persen. Selain itu, sektor investasi atau yang sering disebut Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) berada di zona minus dengan kisaran minus 4,3 persen hingga minus 2,6 persen.
Pun dengan ekspor dan impor yang mengalami tekanan cukup besar. Pertumbuhan ekspor diperkirakan berada di titik minus 5,6 persen hingga minus 5,4 persen. Sedangkan impor berada di titik minus 10,5 persen hingga minus 8,4 persen. Sri Mulyani menambahkan bahwa keberhasilan pemulihan ekonomi di Indonesia sangat bergantung terhadap penanganan COVID-19 di Indonesia.
Selain itu, hal tersebut juga bergantung terhadap program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang akan dilanjutkan hingga tahun depan. Di tengah ketidakpastian ekonomi ini, pemerintah Indonesia akan memaksimalkan berbagai kebijakan yang dikeluarkan. Pemerintah Indonesia juga melakukan koordinasi terhadap kebijakan fiskal moneter agar lingkungan yang konusif bisa tercipta untuk pemulihan ekonomi.
Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia makin bergerak ke zona nol atau negatif.
Dilansir dari Detik Finance, Sri Mulyani menyatakan bahwa tekanan yang dialami ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 sangat besar. Oleh karenanya pada kuartal III 2020 ekonomi harus diusahakan menjadi lebih baik dan tidak hanya tergantung dari pemerintah saja. Revisi prediksi ekonomi ini juga terjadi karena konsumsi rumah tangga yang mengalami penurunan cukup tajam.
Pada saat ini, perkiraan pertumbuhan konsumsi rumah tangga berada pada kisaran minus 1,3 persen hingga 0 persen.Selain itu, pemerintah juga akan mengkaji nilai bantuan sosial (bansos) yang akan dikucurkan pada tahun depan. Hal ini menjadi perhatian pemerintah karena pemulihan ekonomi akan terus berlangsung hingga 2021.
Berapa yang akan kami lanjutkan dan untuk target sasaran mana saja. Ini akan kami analisis terang Sri Mulyani. Sebagai informasi, pemerintah mengalokasikan dana khusus untuk penanganan virus corona di dalam negeri senilai Rp695,2 triliun. Mayoritas dana dianggarkan untuk bantuan sosial (bansos) yang mencapai Rp203,9 triliun.
Khusus untuk UMKM, pemerintah menyiapkan Rp123,46 triliun. Anggaran itu di antaranya dialokasikan untuk bantuan kredit, subsidi bunga pinjaman, hingga insentif pajak.
Apabila ada pertanyaan, jangan ragu untuk hubungi Staff PT. Pelatihan Profit Internasional di bawah ini :



Syarat dan ketentuan berlaku.
Jika anda menyukai informasi dari artikel ini dan mau tahu informasi seputar edukasi trading lainnya? Kami siap memberikan edukasi yang sangat informatif. Mau tahu caranya ?
Temukan kami di Channel Sosial Media lainnya
link :
- Website : www.PelatihanProfitInternasional.com
- Telegram : https://t.me/NewsUpdatePPI
- Instagram : @PelatihanProfitInternasional
- Facebook : PT. Pelatihan Profit Internasional
- Youtube : Pelatihan Profit Internasional
Dapatkan informasi seputar edukasi trading gratis lainnya dengan cara klik link di atas.
- Untuk konsultasi online gratis
- Untuk berlangganan Signal Forex, Signal Commodity dan Signal Saham
- Registrasi dan jadwal edukasi rutin
- Whatsapp 0817-7234-5888
- Hunting 021-5964-5999/021-5964-5888
Jika anda tetap mau menerima update dari kami mengenai promosi, jadwal edukasi dan berita penting lain, klik linkTelegram ini
https://t.me/NewsUpdatePPI Disini kami memberikan INFORMASI SEPUTAR TRADING LENGKAP GRATIS SETIAP HARI LHO!!