

Ancaman resesi ekonomi sudah dirasakan oleh negara tetangga, Singapura. Hal ini dikarenakan perekonomian kuartal II mengalami penurunan. Jumlah penurunan ekonomi Singapura juga tidak main-main, yaitu mencapai 41,2 persen.
Hal ini terjadi karena tulang punggung ekonomi Singapura adalah eskpor dan selama pandemi ini ekspor tidak bisa berjalan dengan semestinya. Oleh karena itu, pada saat ini Singapura sudah masuk ke jurang resesi. Lalu, apakah Indonesia juga bisa terpengaruh dengan adanya hal ini?
Ancaman Resesi Singapura dan Indonesia
Dilansir dari Detik Finance, Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad menyatakan bahwa saat ini Indonesia kemungkinan sudah masuk ke wilayah resesi. Lebih lagi, perekonomian Indonesia pada saat ini terkena tekanan yang cukup besar akibat pandemi COVID-19.
Dengan adanya tekanan tersebut, Indonesia sudah memenuhi syarat untuk masuk ke zona resesi. Persyaratan terseut adalah pertumbuhan laju ekonomi yang negatif selama dau periode berturut-turut. Tauhid juga mengatakan bahwa sebelumnya Indonesia pernah mengalami resesi yang cukup besar hingga terjadi krisis ekonomi. Hal tersebut terjadi pada tahun 1997-1998.
Krisis bisa terjadi juka pertumbuhan ekonomi negara terus negatif selama satu tahun penuh. Padahal, tidak ada orang yang tahu sampai kapan pandemi ini akan terus berlangsung. Tauhid mengatakan bahwa ekonomi akan membaik lagi jika vaksin dari virus Corona ini bisa ditemukan. Jika vaksin ditemukan, masyarakat bisa kembali bekerja seperti dulu dan roda ekonomi Indonesia akan kembali berputar.
Menurut data yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI), kegiatan dunia usaha yang ada di Indonesia mengalami penurunan hingga di titik negatif 35,77 persen pada kuartal II 2020. Hal tersebut menunjukkan bahwa tekanan ekonomi di Indonesia memang sangat besar. Penurunan kegiatan usaha ini terjadi karena adanya penurunan akan permintaan dan adanya gangguan pasokan akibat virus Corona.
Hal ini membuat kapitalisais produksi dan efisiensi tenaga kerja di kuartal II 2020 menjadi menurun dibanding kuartal I 2020. untuk mencegah hal seperti singapura indonesia menguatakan daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat Indonesia meningkat di tengah pandemi COVID-19, menurut Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
Hal ini dpat dilihat dari meningkatnya inflasi yang terjadi pada bulan Juni dibandingkan dari posisi pada bulan Mei 2020.
Dilansir dari CNN Indonesia, Jokowi menyatakan bahwa daya beli masyarakat bisa dikatakan meningkat jika inflasi juga meningkat. Menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi yang terjadi pada bulan Juni adalah sebesar 0,18 persen. Nilai ini lebih besar daripada inflasi yang terjadi pada bulan Mei yaitu sekitar 0,07 persen.
Akan tetapi, peningkatan inflasi ini jauh lebih kecil daripada bulan Juni 2019 yang mengalami peningkatan inflasi hingga sebesar 0,55 persen. Walaupun masih lebih rendah daripada tahun lalu, Jokowi akan terus mencoba agar daya beli masyarakat bisa meningkat pada kuartal berikutnya.
Jika daya beli masyarakat mengalami peningkatan, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan membaik. Hal ini dikarenakan ekonomi Indonesia masih tergantung akan tingkat konsumsi masyarakat. Sekedar informasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 mengalami penurunan hingga sebesar 2,97 persen. Angka ini jauh lebih kecil daripada pertumbuhan sebelumnya yang mencapai titik 5 persen.
Salah satu faktor penyebab menururnnya pertumbuhan ekonomi tersebut adalah tingkat konsumsi masyarakat yang merosot hingga 2,84 persen. Padahal, jika dilihat dari periode yang sama pada tahun lalu, tingkat konsumsi masyarakat Indonesia mencapai 5.02 persen.
Salah satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi domestik adalah konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga memberikan sumbangsih sekitar 58 persen pada kuartal I 2020. Kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi domestik yang kedua adalah PMTB atau Pembentukan Modal tetap Bruto. PMTB memberikan sumbangsih sekitar 31 persen pada kuartal I 2020.
Selain itu, ekspor Indonesia juga mengalami penurunan dibanding kuartal I 2019. Pada kuartal I 2019, ekspor memberikan sumbangsih sekitar 18,56 persen. Sedangkan pada kuartal I 2020, ekspor hanya memberikan sumbangsih sebesar 17,43 persen. Konsumsi pemerintah memberikan kontribusi sebesar 6,50 persen pada kuartal I 2020.
Itulah sekilas tentang efek dampak dari virus corona terhadap indonesia, semoga indonesai cepat pulih kembali dan yang merugi bisa mengembalikan kerugian dengan baik ya amin.
Apabila ada pertanyaan, jangan ragu untuk hubungi Staff PT. Pelatihan Profit Internasional di bawah ini :



Syarat dan ketentuan berlaku.
Jika anda menyukai informasi dari artikel ini dan mau tahu informasi seputar edukasi trading lainnya? Kami siap memberikan edukasi yang sangat informatif. Mau tahu caranya ?
Temukan kami di Channel Sosial Media lainnya
link :
- Website : www.PelatihanProfitInternasional.com
- Telegram : https://t.me/NewsUpdatePPI
- Instagram : @PelatihanProfitInternasional
- Facebook : PT. Pelatihan Profit Internasional
- Youtube : Pelatihan Profit Internasional
Dapatkan informasi seputar edukasi trading gratis lainnya dengan cara klik link di atas.
- Untuk konsultasi online gratis
- Untuk berlangganan Signal Forex, Signal Commodity dan Signal Saham
- Registrasi dan jadwal edukasi rutin
- Whatsapp 0817-7234-5888
- Hunting 021-5964-5999/021-5964-5888
Jika anda tetap mau menerima update dari kami mengenai promosi, jadwal edukasi dan berita penting lain, klik linkTelegram ini
https://t.me/NewsUpdatePPI Disini kami memberikan INFORMASI SEPUTAR TRADING LENGKAP GRATIS SETIAP HARI LHO!!