Mengenal SPAC Andalan Startup Saat IPO

Share this:

Ketika sebuah perusahaan startup ingin melakukan penawaran saham untuk umum atau initial public offering (IPO), maka ada beberapa strategi yang bakal terlaksana. Salah satunya ialah Special Purpose Aquisition Company (SPAC) atau perusahaan cek kosong. Rupanya banyak startup yang menggunakan strategi ini. Namun, siapa yang menyangka bahwa Silicon Valley mencela cara ini. Menurut Roger Lee dari Battery Ventures, dulu SPAC hanya empat huruf buruk pada Silicon Valley. Saat ini, pendiri Lux Capital, Peter Hebert menyebut perusahaan cek kosong tersebut sebagai pencuri kalender IPO 2021.

Menurut catatan SPACInsider, perusahaan cek kosong ini telah berhasil menghimpun dana US$44 miliar atau setara Rp 616 triliun melalui 144 kesepakatan. Separuh diperoleh tahun 2020, yang menjadi rekor tersendiri.

Apakah SPAC Itu?

SPAC berisi sekelompok investor untuk mengumpulkan dana untuk perusahaan cangkang (shell company) yang tidak memiliki bisnis yang jelas. Perusahaan cek kosong ini kemudian IPO biasa mematok harga US$10 per lembar saham dan kemudian mulai mencari perusahaan untuk diakuisisi. Saat sudah dapat apa yang diimpikan dan mencapai kesepakatan, SPAC dan perusahaan menarik investor lain yang dikenal sebagai PIPE atau investasi swasta dalam ekuitas publik. Uang dari PIPE nantinya masuk ke neraca perusahaan untuk ditukar dengan saham perusahaan.

Sementara itu investor SPAC akan mendapatkan saham dari perusahaan yang telah terakuisisi, lalu investor bisa mentransaksikannya secara publik. Kita bisa menyebutnya de-SPAC. Keunggulan model ini adalah SPAC memungkinkan perusahaan untuk memberikan proyeksi masa depan, hal yang tidak dilakukan perusahaan dalam prospektus IPO karena risiko liability.

Skeptis Wall Street Mengenai SPAC

Meski begitu para skekptis Wall Street mengingatkan SPAC dengan gelembung dot-com (perusahaan internet) pada akhir 1990-an. Pada saat itu banyak perusahaan startup dengan mudah masuk ke pasar modal untuk menarik dana dari investor melalui IPO. Tinggi adopsi komputer kala itu membuat banyak investor dengan mudah berinvestasi di perusahaan internet. Bahkan banyak yang menjadikan saham perusahaan internet sebagai tempat berspekulasi.

Alhasil, valuasi perusahaan internet pada pasar modal tumbuh lebih besar ketimbang harga sebenarnya. Masalahnya banyak startup perusahaan yang belum jelas model bisnisnya bangkrut. Bahkan ada startup yang bangkrut 9 bulan setelah IPO. Investor pun merugi. Lebih dari separuh perusahaan internet yang IPO bangkrut selama era gelembung dot-com.

Apabila ada pertanyaan, jangan ragu untuk hubungi Staff Trader Support PT. Pelatihan Profit Internasional di bawah ini :

Syarat dan ketentuan berlaku.

Jika anda menyukai informasi dari artikel ini dan mau tahu informasi seputar edukasi trading lainnya? Kami siap  memberikan edukasi yang sangat informatif. Mau tahu caranya ?

Temukan kami di Channel Sosial Media lainnya

link :

  1. Website : www.PelatihanProfitInternasional.com
  2. Telegram : https://t.me/NewsUpdatePPI
  3. Instagram : @PelatihanProfitInternasional  
  4. Facebook : PT. Pelatihan Profit Internasional
  5. Youtube : Pelatihan Profit Internasional

Dapatkan informasi seputar edukasi trading gratis lainnya dengan cara klik link di atas.

  • Untuk konsultasi online gratis
  • Untuk berlangganan Signal Forex, Signal Commodity dan Signal Saham
  • Registrasi dan jadwal edukasi rutin
  • Whatsapp 0817-7234-5888
  • Hunting 021-5964-5999/021-5964-5888

Jika anda tetap mau menerima update dari kami mengenai promosi, jadwal edukasi dan berita penting lain, klik linkTelegram ini  
https://t.me/NewsUpdatePPI Disini kami memberikan INFORMASI SEPUTAR TRADING LENGKAP GRATIS SETIAP HARI LHO!!

Loading

Share this:

Leave a Reply